Arus listrik yang mengalir melalui tubuh manusia (tersengat listrik) dapat mengakibatkan pernafasan berhenti sebab pusat saraf di otak yang mengatur pernafasan lumpuh, korban dapat pingsan serta jantungnya dapat berhenti. Arus listrik dapat menyebabkan luka bakar pada tempat masuknya kedalam tubuh dan ditempat keluar dari tubuh untuk disalurkan ke tanah. Arus bolak balik dapat menyebabkan kejang otot atau otot berkontraksi (mengerut) sehingga korban tidak bisa melepaskan kabel yang terpegang olehnya. Sengatan listrik yang cukup hebat dapat merusak organ dalam.
Tersengat arus kuat dari kabel tegangan tinggi dapat berakibat fatal. Korban mengalami luka bakar hebat, kejang otot akibat shok lalu dapat melemparkan korban beberapa meter dari tempatnya semula dan mengakibatkan cidera lain misalnya patah tulang. Listrik arus kuat dapat menyambar hingga 18 meter.
Bahan-bahan seperti kayu kering atau pakaian tidak dapat melindungi Anda terhadap listrik arus kuat. Aliran listrik harus dimatikan dan kabel terbuka harus diisolasi sebelum memakan korban. Hal ini penting bila terjadi kerusakan pada kabel listrik di atas kereta api. Tersengat arus lemah atau listrik domestik seperti yang digunakan di rumah/kantor/toko atau bengkel dapat mengakibatkan cidera yang serius bahkan kematian. Banyak kecelakaan yang terjadi akibat tombol rusak, kabel terkelupas atau kerusakan alat-alat listrik. Resiko terbesar pada anak-anak kecil. Ingat air merupakan penghantar listrik yang baik. Memegang alat yang mungkin masih baik dengan tangan yang basah atau berdiri diatas lantai basah dapat menimbulkan resiko terjadinya shok.
Bahan-bahan seperti kayu kering atau pakaian tidak dapat melindungi Anda terhadap listrik arus kuat. Aliran listrik harus dimatikan dan kabel terbuka harus diisolasi sebelum memakan korban. Hal ini penting bila terjadi kerusakan pada kabel listrik di atas kereta api. Tersengat arus lemah atau listrik domestik seperti yang digunakan di rumah/kantor/toko atau bengkel dapat mengakibatkan cidera yang serius bahkan kematian. Banyak kecelakaan yang terjadi akibat tombol rusak, kabel terkelupas atau kerusakan alat-alat listrik. Resiko terbesar pada anak-anak kecil. Ingat air merupakan penghantar listrik yang baik. Memegang alat yang mungkin masih baik dengan tangan yang basah atau berdiri diatas lantai basah dapat menimbulkan resiko terjadinya shok.
- Pertolongan pada orang tersengat listrik
Jangan mendekati korban sebelum ada kepastian aliran listrik sudah dimatikan dan kalau perlu diisolasi. Jaga jarak minimum 18 meter dan penonton dijauhkan untuk arus kuat. Minta pertolongan (berteriak) jika tidak orang lain dan segara panggil dinas gawat darurat. Matikan listrik (cabut stop kontak atau renggutkan kabel hingga terlepas). Bila kabel stop kontak atau sikring tidak mudah dijangkau berdiri dialas kering seperti matras karet, plastik atau tumpukan koran lalu gunakan sapu atau kursi atau bangku kayu untuk memisahkan badan korban dengan sumber listrik. Kaki dan tangan korban dijerat tali tapi jangan menyentuhnya kemudian ditarik menjauhi sumber listrik. Hanya sebagian usaha terakhir, korban ditarik dengan memegang bajunya yang longgar dan kering. Jangan menyentuh korban dengan tangan Anda. Setelah hubungan terputus amankan penderita dari bahaya fisik langsung, periksa denyut nadi dan pernafasan serta rawat korban seperlunya. Jika korban tampaknya baik-baik saja dia pasti masih shok. Suruh korban beristirahat amati kondisinya secara ketat dan bila meragukan segera panggil dokter. Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih, rawatlah luka bakar atau luka lainnya bila ada. Pindahkan korban ke lokasi yang aman untuk perawatan selanjutnya korban perlu ditunggui selama tim dokter menangani korban
- Pertolongan Pertama Pernafasan yang Terhenti akibat sengatan Listrik
Amankan korban dari bahaya. Usahakan jalan udara untuk pernafasan lancar. Bila ada muntah/darah atau benda lain di mulut korban, keluarkan segera. Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang, tarik rahangnya ke depan agar lidah tidak menutup lubang tenggorokan.
Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3-4 kali, secepat mungkin. Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan jantung (cardiac resuscitation) Untuk orang dewasa: Frekuensi pengurutan di lakukan 60 kali setiap menit. Untuk anak kecil : 90 kali setiap menit. Hindari tekanan yang terlalu keras agar tidak mengakibatkan tulang rusuk korban rusak. Upayakan pemulihan denyut nadi maupun pernafasan.
Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3-4 kali, secepat mungkin. Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan jantung (cardiac resuscitation) Untuk orang dewasa: Frekuensi pengurutan di lakukan 60 kali setiap menit. Untuk anak kecil : 90 kali setiap menit. Hindari tekanan yang terlalu keras agar tidak mengakibatkan tulang rusuk korban rusak. Upayakan pemulihan denyut nadi maupun pernafasan.
Buka mulut dan tarik nafas Anda, kemudian tutup mulut dan tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat. Pijit hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak keluar. Amati turunnya dada kembali. Faktor penentu adalah kecepatan dalam bertindak Peniupan selanjutnya diulang lebih kuarng 10 kali setiap menit.
Bila paru-paru tidak mengembang, segera periksa mulut, hidung atau kerongkongan.
Untuk anak kecil : seyogianya mulut si penolong mencakup hidung dan mulut korban, dengan frekuensi 20 kali setiap menit. Bila satu dan lain hal, sipenolong tidak dapat meniup melalui mulut, maka dapat dilakukan peniupan melalui hidung.
~diambil dari makalah tugas kuliah dengan sumber-sumber sbb
http://www.pln-wiluskaltim.co.id/pelayanan/pengamanan.html
http://www.pln-jatim.co.id/v6/pelayanan/tips_form.asp?f=pertolongan
http://www.detikhealth.com/tips/pertolongan/2003/04/12/20030412-163303.shtml
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/msg13412.html
1 komentar:
makasih loh,artikelnya sangat bermanfaat^^
www.rajalistrik.com
Posting Komentar